Ini semua adalah Bullish pattern. Beberapa diantaranya menandakan strong
bullish pattern. Sedikit panduan sederhana, apabila ditemukan
formasi-formasi berikut maka kemungkinan yang terjadi adalah sebuah
trend bullish akan segera terjadi.
Hammer – Anda pasti dapat menduga mengapa disebut
hammer. Hammer terjadi setelah trend menurun yang kuat. Jika terjadi
setelah trend menguat yang tajam maka disebut hanging man. Bentuknya
seperti bullish pattern dengan lowest price yang dalam serta tidak
memiliki highest price.
Piercing Line –
Candle
pertama adalah bear candle yang panjang diikuti bull candle yang juga panjang.
Bull candle muncul dibawah bear candle tetapi tidak sampai separuh dari bear
candle.
Bullish Engulfing Lines –
Merupakan
bullish pattern yang kuat dan terjadi setelah downtrend yang cukup besar .
Terjadi ketika bearish kecil disusul bullish yang besar.
Morning Star –
Pattern
seperti ini menandakan harga telah mencapai titik bawah (support) yang
potensial. Munculnya star (candle yang ditengah) mengindikasikan akan terjadi
trend balik bila diikuti bullish pada candle berikutnya. Star dapat berupa bull
candle atau bear candle.
Bullish Doji Star – Star
seperti ini menunjukan trend balik yang sifatnya masih tidak pasti. Jika tidak
ada indikator pendukung lainnya yang memastikan trend akan berlangsung,
disarankan untuk wait and see terlebih dahulu.
Long Bearish Candle – Bearish candle terjadi ketika harga dibuka dekat pada highest price dan ditutup dekat pada lowest price.
Hanging Man – Terjadi setelah uptrend yang
signifikan. Terdiri dari dua candle dengan lowest price yang jauh
kebawah tanpa highest price. Pattern seperti ini adalah kebalikan dari
hamer pada bullish candlestick formation.
Dark Cloud Cover –
Merupakan
bearish patternkan lebih kuat pengaruhnya apabila candle kedua muncul dibawah
dari bullish candle pertama.
Bearish Engulfing Lines – Merupakan bearish pattern
yang cukup kuat apabila terjadi setelah uptrend dan merupakan reverse
pattern. Terjadi setelah bullish candle kecil diikuti bearish candle
yang besar.
Evening Star – Menunjukan bahwa harga sudah mencapai
titik resistance point nya. Star (candle yang ditengah) menunjukkan
kemungkinan terjadi trend balik berupa bearish. Star dapat berupa bear
candle atau pun bull candle.
Doji Star – Seperti pada bullish doji star,
demikian doji star seperti ini menunjukan bearish trend dengan periode
yang tidak pasti. Diperlukan penguat seperti evening star untuk
memastikannya.
Shooting Star – Merupakan trend balik minor. Star harus memiliki highest price yang cukup panjang untuk dapat dikatakan shooting star.
Neutral Candlestick Formations
Formasi candlestick netral tidak menunjukkan uptrend maupun downtrend. Untuk keadaan seperti ini disarankan wait and see.
Spinning Tops – Benar-benar simetris dan jarak antar open dan close tidak terlalu besar. Tidak ada kepastian apa yang akan terjadi setelahnya.
Doji – Seperti Doji pada formasi bullish atau pun
bearish. Posisi seperti ini menandakan ketidak pastian trend yang akan
terjadi serta periodenya.
Double Doji – Nah untuk model double doji seperti ini
kemungkinan yang akan terjadi adalah “breakout” untuk ketidak pastian
yang terjadi. Namun demikian model breakout yang akan terjadi tetap
tidak dapat dipastikan dari hanya formasi ini. Harus ada pendukung
lainnya.
Harami – Model seperti ini mengindikasikan berkurangnya
momentum trend yang akan segera diikuti berakhirnya trend. Terdiri dari
candle dengan ukuran yang lebih kecil berada ditengah-tengah candle
yang lebih besar sebelumnya. Pada contoh disamping menandakan
berakhirnya bullish trend karena bullish disusul oleh bearish candle
yang lebih kecil.
Reversal Candlestick Formations
Nah, formasi ini khusus untuk trend balik / reversal.
Long-legged Doji –Sering menunujukkan titik balik.
Terjadi ketika open dan closing price adalah sama dengan highest dan
lowest price relatif besar.
Dragonfly Doji – Juga merupakan titik balik. Hanya saja disini menunjukkan bahwa lowest price-nya jauh lebih besar dibanding highest price.
Gravestone Doji – Open dan close serta lowest price adalah sama. Sementara highest price jauh meninggi.
Stars – Nah ini adalah bintang reverse. Posisinya
berada diatas dari candle sebelumnya yang berjenis sama. Seperti pada
formasi lainnya, kondisi seperti ini menunjukkan reversal trend mungkin
terjadi.
Setelah saya bentangkan begitu banyak formasi, pastilah timbul
pertanyaan dalam diri Anda: Ada begini banyak formasi, bagaimana dapat
saya gunakan secara efektif untuk digunakan dalam ber-trading?
Jawabannya sederhana (meski tidak semudah menuliskannya disini).
Sering-seringlah digunakan dan melihat referensi!! Itu saja, maka Anda
akan terbiasa. Dan yang perlu diingat, konfirmasi hanya dengan membaca
formasi seringkali menimbulkan false signal. Perlu dukungan yang lebih
kuat dengan keberadaan indikator lainnya. Hal lainnya lagi, indikasi
yang diberikan dalam candlestick formation biasanya hanyalah memberikan
indikasi trend dalam jangka waktu yang sangat pendek (tidak lebih dari 7
candle). Sulit menentukan trend dalam jangka waktu panjang dengan
candlestick.
Bagi anda yang masih bingung dan ingin mempelajari dan mendalami lebih lanjut mengenai
grafik Candlestick
dan cara penggunaannya secara lengkap dan lebih mendetail serta lebih
akurat, anda bisa membeli dan mendownload video training tentang
grafik Candlestick di sini. INGAT, Untuk menjadi seorang ahli analisa teknikal yang handal,penguasaan yang mendalam tentang
grafik Candlestick
ini merupakan hal yang mutlak karena ini merupakan salah satu tools
yang sangat powerful untuk menentukan timing untuk membeli dan menjual
saham. Kapan untuk masuk ke pasar dan kapan saatnya keluar dari pasar.
Saya yakin tidaklah mungkin untuk mempelajari semua ini dalam waktu
singkat. Bahkan bagi investor dan trader yang berpengalaman sekalipun.
Mudah mudahan
video training ini bisa membantu dalam mempelajari
grafik Candlestick namun tetap saja dibutuhkan pengalaman dan jam terbang yang tinggi untuk terus berlatih dan berlatih.
Beberapa Indikator yang digunakan dalam Analisa Teknikal, antara lain :
Support & Resistance
Adalah tingkat ketahanan harga yang
bergerak antara bullish (uptrend) dan bearish (downtrend). Bullish
mendorong harga-harga naik, dan bearish menurunkannya. Penunjuk harga
pada dasarnya bergerak menunjukkan sampai seberapa jauh harga bergerak
naik atau turun. Support adalah tingkat tahanan harga
dibawah harga pasar saat itu, dimana buying interest seharusnya bisa
menguasai tekanan penjualan dan mempertahankan harga agar tidak jatuh. Resistance adalah
tingkat tahanan harga diatas harga pasar saat itu, dimana tekanan
penjualan seharusnya cukup kuat untuk menguasai tekanan pembelian dan
mempertahankan agar tdak terlalu tinggi. Ketika investor mengharapkan
perubahan, seringkali mereka lakukan dengan tiba-tiba. Catatan: breakout
diatas level resistance disertai dengan peningkatan yang signifikan di
volume tersebut.
Perkembangan level support dan
resistance kemungkinan merupakan kejadian yang paling nyata dan terukur
di chart harga. Penetrasi level support/resistance bisa dipicu oleh
perubahan fundamental diatas atau dibawah ekspektasi investor
(contohnya: perubahan pendapatan, manajemen, kompetisi dll.) atau oleh
self-fullfilling prophecy (investor melakukan pembelian saat harga
naik). Penyebabnya tidak sesignifikan seperti efek new expectations yang
menuntun pada level harga baru
Supply and demand
Garis supply menunjukkan quantity
(seperti: jumlah saham) dimana penjual akan melakukan aksi pada harga
yang diberikan. Ketika harga naik, quantity penjual juga meningkat saat
itu sehingga banyak investor ingin menjual pada harga tertinggi
tersebut. Garis demand menunjukkan jumlah saham dimana pembeli ingin
membeli pada harga yang diberikan. Ketika harga naik, quantity pembeli
menurun saat itu sehingga sedikit investor yang mau membeli pada harga
yang tinggi
Pada harga yang diberikan, chart
supply/demand menunjukkan berapa banyak pembeli dan penjual. Di pasar
terbuka, garis ini secara berkala berubah-ubah. Ekspektasi investor
dapat berubah dan juga harga yang ditunjukkan antara pembeli dan penjual
masuk akal. Breakout diatas level resistance merupakan bukti upward
shift pada garis permintaan dimana lebih banyak pembeli ingin membeli
pada harga tinggi. Sama dengan kegagalan support level menunjukkan bahwa
garis supply telah berubah downward Fondasi dari perangkat technical
analis berdasarkan konsep supply/demand. Chart harga-harga untuk
instrument financial memberikan kita penglihatan yang lebih terhadap
kegiatan ini.
Traders’ remorse
Mengikuti penetrasi level support/resistance, sangat umum bagi trader
untuk mempertanyakan level harga terbaru. Contohnya, setelah breakout
diatas resistance level, pembeli dan penjual bisa mempertanyakan
validitas harga baru dan memutuskan menjual. Hal ini menciptakan
fenomena yang disebut “traders remorse” dimana harga-harga kembali ke
level support/resistance mengikuti breakout harga.
Price action karena periode remorse
adalah krusial. 1 dari 2 hal bisa terjadi. Apakah itu consensus dari
ekspektasi dimana harga baru tidak bisa dijamin , dalam hal ini
harga-harga akan bergerak mundur ke level sebelumnya; atau investor akan
menerima harga baru, dalam hal ini harga-harga akan terus bergerak
searah penetrasi. Jika mengikuti trader’s remorse, consensus ekspektasi
terhadap harga terbaru yang lebih tinggi tidak dijamin, “bull trap”
(atau false breakout) klasik tercipta. Sentiment yang sama menciptakan
bear trap. Harga-harga jatuh dibawah level support sangat lama agar
downtrend berkurang (atau sell short) dan kemudian bounce back diatas
level support meninggalkan downtrend.
Cara yang paling baik untuk quantify
ekspektasi mengikuti breakout adalah dengan mengasosiasikan volume
dengan breakout harga. Jika harga-harga menembus level
support/resistance dengan peningkatan yang besar pada volume dan periode
trader’ remors relative low volume, hal ini menunjukkan ekspektasi baru
akan terjadi (minoritas investor akan salah bertindak). Sebaliknya,
jika breakout pada volume moderat dan periode “remorseful” sedang dalam
level peningkatan, hal ini menunjukkan sedikit sekali ekspektasi
investor berubah dan kembali ke ekspektasi aslinya. Resistance menjadi
support. Ketika level resistance berhasil ditembus, levelnya berubah
menjadi level support.
Resistance becomes support
Satu dari dua hal yang akan terjadi
ketika harga instrument financial mendekati level support/resistance. Di
satu sisi, hal tersebut dapat bereaksi sebagai reversal point. Dengan
kata lain, ketika harga saham jatuh ke level support, harga akan naik
kembali. Sementara di sisi lain level support/resistance akan bergerak
balik saat penetrasi. Contohnya, ketika harga pasar jatuh dibawah level
support, level support sebelumnya akan menjadi level resistance
sementara pasar kemudian kembali ke level sebelumnya
TREND LINES
Konsep trend sangat esensial pada
pendekatan technical terhadap analisis pasar. Semua perangkat yang
digunakan oleh chartist- level support dan resistance, price pattern,
moving averages dan trend lines dan sebagainya- memiliki tujuan dasar
dalam membantu mengukur trend pasar untuk tujuan berpartisipasi dalam
trend tersebut. Trend Lines: Uptrend and Downtrend
TREND MEMILIKI 3 ARAH
Kebanyakan orang selalu berfikir pasar
selalu mengenai uptrend atau downtrend. Faktanya adalah pasar bergerak
dalam 3 arah: keatas, kebawah, dan flat. Sangat penting dikenal
perbedaan ini agar paling tidak pada saat yang ketiga, harga-harga
bergerak flat atau datar. Tipe flat ini mencerminkan periode
keseimbangan dalam level harga dimana kekuatan supply dan demand dalam
kondisi relative stabil. Hal ini mendefinisikan trend gerakan menyamping
(sideways trend) sebagai trendless market. Tipe perubahan ini selalunya
tidak konstan, berdasarkan berita dan rumor. Perubahan seperti ini akan
menciptakan trap pada bullish atau bearish market.
Ada 3 keputusan dalam menghadapi trader –
apakah akan long (beli), short (jual) atau tidak melakukan apa-apa
terhadap pasar. Ketika pasar naik, strategi pembelian sangat disarankan.
Ketika jatuh, pendekatan kedua sangat tepat. Walau bagaimanapun, ketika
pasar bergerak kesamping, pilihan ketiga-keluar dari pasar-biasanya
merupakan keputusan yang bijak.
Anda bisa melihat grafik, dengan merubah
hari, atau minggu sebagai frame waktu, chartist sebaiknya memutuskan
arah dan durasi trend. Pasar dibentuk dari berbagai jenis trend, dan
pengenalan dari trend ini akan sangat menentukan sukses atau tidaknya
investasi jangka panjang/pendek.
Secara sederhana indikator dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu trendline indicator, oscillator dan momentum indicator.
1.
Trendline Indicator memiliki kegunaan utama untuk
mengetahui trend yang sedang terjadi dengan rentang periode yang ada
(meskipun demikian trendline indicator dapat juga digunakan untuk
mengetahui hal lainnya seperti support dan
resistance point, dsb).
2.
Oscillator Indicator memiliki ciri yang khas
yaitu memiliki rentang nilai yang terbatas, biasanya 0-100. RSI,
Stochastic oscillator merupakan contoh indikator jenis ini. Biasanya
digunakan untuk menentukan overbought dan oversold point yang pada
akhirnya akan memicu uptrend atau pun downtrend.
3.
Momentum Indicator digunakan untuk mengetahui
seberapa cepat akselarasi sebuah trend sehingga kita dapat mengetahui
seberapa lama trend tersebut akan berlangsung.
Moving Averages
Moving Averages adalah salah satu teknikal indicator serba guna dan
yang paling umum digunakan, karena cara terbentuknya dan fakta bahwa
sangat mudah dihitung dan di uji. Moving Averages adalah basis sistem
untuk banyak trend mechanical. Pada dasarnya trend yang mengikuti pasar,
oleh karena itu hanya memberitahukan kepada kita trend yang terjadi
setelah fakta
Untuk mengetahui pergerakan selama 50
hari pada penutupan harga, harga selama 50 hari kebelakang ditambahkan
keatas dan totalnya dibagi 50. Istilah bergerak/moving digunakan karena
hanya harga selama 50 hari yang digunakan pada kalkulasi, untuk itu the
body of the data di rata-ratakan bergerak maju setiap hari perdagangan
baru. Catatan, average yang bergerak tidak bisa dihitung sebelum
memiliki data periode “n”. Contohnya , kita tidak bisa menampilkan
average pergerakan selama 50 hari sebelum hari ke 50 dari chart.
Moving Averages yang paling umum adalah
average hari 20,30,50,100 dan 200. Setiap Moving Average menyediakan
interpretasi yang berbeda terhadap apa yang akan dilakukan instrument
harga. Tidak selalu hanya ada satu frame waktu. Moving Averages dengan
time span yang berbeda-beda menceritakan cerita yang berbeda-beda.
Semakin pendek time span, semakin sensitive Moving Averege terhadap
perubahan harga. Semakin panjang time span, sedikit sensitive atau
semakin lembut Moving Average. Moving Averages digunakan untuk
menegaskan arah trend dan kelembutan harga dan fluktuasi volume atau
“noise” yang bisa membingungkan interpretasi.
Beberapa tipe Moving averages didalam chart:
- Simple Moving Average (SMA)
- Exponential Moving Average (EMA)
- Smoothed Moving Average (SMMA)
- Linear Weighted Moving Average (LWMA)